![]() |
Balai adat Ompang Godang |
Sebelum kita membicarakan Sejarah Nagari kita mulai :
1. Batas Nagari :
Sebelah utara berbatas dengan kewalian Talang Mau Kecamatan Mungka yaitu dari Batu tungku tigo ka kobun Noneneh sampai ka lubang tujuah di Manganti.dengan undang perbatasan dalam adapt kama guluangan sarok itu nan punyo artinya dari puncak bukik tersebut arah kebawah.
Sebelah Barat dari Batu tungku tigo , terus ke puncak lubuak panawa yang dihitung duabelas langkah arah kebarat dari puncak terus kebawah Pincran Ruyuang dan terus ke aua simarinciang sampai ka Batu tanam dan sebelah baratnya Daerah koto loweh didalam sejarah perbatasan kebarat ini mempunyai cerita yang sangat unik kerena perbatasan ini dengan Koto Loweh masa dahulu ini dibuat batasnya dengan
mengela BONANG didalam sejarah ini ada 3 orang dari Koto loweh 1. Rajo Lelo , 2. Kalangkencong,
3. Mambang Diawan dan untuk Tujuah Koto ditunjuk oleh Dt.Karaing orang penghulu andiko 3 orang al: 1. Dt.Majo Nan Hitam suku Kutianyia Tanjung Jati , 2. Dt.Mongguang suku Pitopang Koto Kociak dan waktu kembali ke Pemerintahan Nagari 2001 Beliau Drs.Saiful Bardi Dt.Mongguang diangkat menjadi Wali Nagari Tujuah Koto Talago, 3. Dt.Paduko Sati suku Banuhampu Sipingai. Enam ini bertugas secara kekeluargaan dari pagi menghela bonang dari Batu Tanam ke Bukik Batu Tungku Tigo dan yang mengehela Rajo Lelo dan yang menarik diatas Mambang Diawan dan menentukan ketepatan oleh Kalangkencong dan petugas dari Tujuah Koto hanya melihat dan menyaksikan,tetapi malang tak dapat ditolak mujur tidak dapat diraih bonang yang ditarik naik nya atau bisa ditarik sesudah Shalat Zhohor dan Bonang yang ditarik malaua arah ketimur dan ini diakui oleh perwakilan Nagari VII Koto Talago kalau seandainya tidak arah ketimur angina waktu itu pasar Limbanang kepunyaan Tujuah Koto Talago karena disiplinnya petugas tersebut diakuilah batas tersebut sesuai lau bonang tetapi wakil dari Tujuah Koto Talago mengusulkan
Nama perbatasan tersebut dengan ilia bonang dan sekarang disebut Limbonang.
Sebelah Utara dengan Kewalian Tolang Maua dan Mungka , dan batasnya dimulai dari batu Tungku Tigo, Puncak Parontian Nadsi, Kobun Noneh, Bukik Bajak dan Toruh ka Lubang Tujuah Manganti
Sebelah selatan dengan kewalian Kubang dan dalam hal perbatasan ini tidak begitu diperdebatkan karena antara Tujuah Koto Talago dengan Kubang kita saadat salimbago dan disebut Ompek Batua.
Sebelah Timur dengan kewalian Guguak Delapan Koto dan ini sama dengan seblah selatan dan sedikit arah ke Jopang Manganti / Lubang Tujuah ditugasi oleh Dt.Karaiang seorang penghulu Andiko untuk mengawasi batas tersebut Dt.Karaiang Gandua .
Kenagarian Tujuah Koto Talago terdiri dari Tujuah Koto dan skarang identik denganTujuah Jorong yaitu :
Talago
Ompang Godang
Tanjuang jati
Koto Kociak
Padang Kandi
Sipingai
Padang Jopang
2. Asal Usul
Beberapa abad yang lalu pembesar adat yang ada di Pariangan Padang Panjang mulai mengembangkan daerah untuk kehidupan anak nagari dan untuk Luak Limo puluah di tugaskan mncari daeah yang subur sebanyak lima puluh orang yang dipimpin oleh orang ompek jinih yang terdiri dari : Penghulu , Cadiak Pandai , Alim Ulama , Dubalang dan berangkatlah rombongan ini menuju arah utara setelah sampai disuatu tempat hari malam rombongan ini beristirahat , pada pagi hari rombongan ini berkumpul mengadakan musyawarah untuk bermufakat kemana arah perjalanan yang akan dituju , tetapi pada pagi hari itu hanya yang hadir 45 orang dan Tanya brtanya diantaranya semua menjawab antah maka Padang tersebut diberi nama dengan Padang Siantah yang terletak diantara Situjuah dengan Piladang dan itu lah ulayat Rajo nan balimo dan sekarang sudah dikapling oleh masyarakat dan pendatang disana.
Rombongan yang tinggal 45 orang ini bermufakat dengan keputusan 21 orang arah ke Timur tepatnya Aia Tobik dan 24 orang meneruskan perjalanan arah keutara dan setelah sampai kesuatu tempat beliau agak beselisih pendapat arah tujuan nya yang sampai sekarang disebut Padang Sindia karena rombongan sindia manyindia dan Padang sindia tersebut terletak antara Piobang dengan Balubuh dan Padang Sindia tersebut sampai ke Bukik Apik itu adalah tanah ulayat Ompek Batua , karena rombongan telah terjadi sedikit selisih pendapat dan rombongan bermusyawarah dengan keputusan 7 orang berangkat ke Talago sekarang dipimpin oleh seorang penghulu Dt.Bandaro Hitam dan 8 orang arah ke Balai Tolang dipimpin oleh Dt.Rajo Mangkuto yang sekarang dikenal Dt.Rajo Mangkuto Panjang Lidah karena beliau selalu kalau ada pertemuan ingin menyampaikan kelebihannya didalam adat disebut Cimeti / dubalang sekarang , 4 orang ke Sungai Tolang dipimpin oleh Dt.Mantoro seorang yang disebut Aruwah / Cadiak panda , 5 orang arah dipimpin oleh Dt.Patiah Baringek dan yang mashur Dt.,Patih Baringek nan Bajembek karena beliau pakai jambang yang sangat tebal ke Kubang, maka Nagari Tujuah Koto Talago, Nagari Guguak Dlapan Koto, Nagari Sungai Tolang, Nagari Kubang termasuk Nagari Simpang Sugiran sekarang dengan 4 Batua / Batu suatui kekuatan didalam adat dan 4 ompek Batua ini saadat salimbago urang badunsanak dan oleh Niniak mamak 4 Batua dibuat pusat ekonomi disuatu daerah yang tidak bertuan dengan nama Dangung- Dangung disebut dia ada dicari tidak ketemu sebab dalam territorial daerah Dangung- Dangung didalam Koto Kubang Tungkek jadi pasar Nagari Ompek batua itu adalah kekayaan kita 4 Batua
Supaya lebih lengkapnya penjelasan ini yang 5 orang kemana hilangnya telaha beberapa lama kemudian kiranya yang lima orang membuka wilayah yang sekarang , Kuok, Bangkinang, Aia Tirih, Salo, Rumbio
3. Nagari Tujuah Koto Talago
Asal Usul Nama Koto dan susunan Pimpinan Adat
1. Talago
Rombongan yang tujuah orang sudah berada di Talago dibawah pimpinan Dt.Bandaro Hitam , dan dilaco lah Sawah dan ladang dan setelah berkembang juga penduduk telah mulai banyak disusunlah aturan dan pimpinan adat
Dt.Tumbi suku Pitopang / suduk nan limo, 2. Dt.Paduko Tuan suku Melayu/ suduk nan ompek dan sekali gus Dt.Pucuak , 3 . Dt.Majo Garang suku Caniago’ . Dt. Rajo Marajo suku Sipisang suduk nan sambilan , Dt.Bandaro Putiah suku Payabadar / suduk nan sambilan dan inilah Datuak Kaampek suku di Talago dan sekarang dimana letaknya Dt.Bandaro Gopuang , menurut yang diterima dari yang tua- tua Dt.Bandaro Gopuang baru ada sewaktu Kpala Nagari Tunus karena Dt.Bandaro Gopuang sebagai Sekretaris dari Kepala Nagari dan setelah tersusun perangkat adat ini termasuk penghulu Andiko itulah Koto Talago.
Talago diberi Nama oleh orang tua-tua kita bukan dibuat begitu saja tetapi mengandung makna dan sejarah yang sangat kita butuhkan bersama Koto Talago ini termnasuk
Koto Sarikat yang batasnya ke sibusuak Nan asal namanya karena Datuak Bandaro Hitam berada disitu maka disebut Talago Ponuah , ponuah dek adat jo Pisoko/ tempat mencari kebernaran menurut adat yang disebut biang Cabiak Gontiang Putuh karena kebesaran Datuak Bandaro Hitam Undang maka Nagari Tujuah Koto Talago disebut Talago Gontiang.
2. Ompang Godang
Ompang Godang;setelah selesai penyusunan Struktur adat di Talago beberapa orang diperintahkan oleh Sudut masing – masing mencari tempat kearah utara singkat cerita setelah berkembang dibentuk pulalah susunan adat , 1. Dt.Paduko Tuan suku Melayu/ suduk nan ompek , 2.Dt.Baro suku Kutianyia / suduk nan limo 3. Dt.Rajo Pangulu suku Caniago/ suduk nan onam 4. Dt.Rajo Mangkuto suku Tanjuang suduk nan sambilan dan sekarang dimana Dt.Damuanso , Dt.Damuanso sewaktu Dt.Baro sakit sakitan dan Dt.Karaiang selaku Pucuak di Ompang Godang mengangkat Dt.Damuanso selaku Dt.Kaompek Suku
Ompang Godang berasal dari kenyataan yang ada yaitu dibaruah sebelah utara ompang Godang ada masa dahulunya ompangan aia sangat Godang dizam tersebut maka diberilah Koto tersebut dengan Ompang Godang.
. Tanjuang Jati :
Dengan sudah berkembangnya masyarakat di Talago dan Ompang Godang maka dikembangkan wilayah kearah barat yang disebut Tanjung Jati dan disusun pulah perangkat adat sebagai berikut ; DT.Naro suku Kutianyir / suduk nan limo , Dt.Patiah suku Caniago suduk nan Onam , Dt.Garang suku Guci / suduk nan sambilan , Karena di Tanjung Jati suku Salo banyak dan juga ada Kaompek suku Yaitu Dt.Panjang , dan
Dt.Bandaro Panjang suku Payabadar sapih balahan Dt. Bandaro Hitam maka beliau juga Dt.Kaompek suku dan
Dt.Nan Kodo suku Sipisang karena beliau dulu Sekretaris dari Kepala Nagari Tujuah Koto Talago ditunjuk oleh Kapalo Nagari Tunus sebagai Dt.Kaompek Suku dan setelah cukup
perangkatnya diberilah nama koto Tanjuang jati karena di Tanjuang Jati ada beberapa kayu Jati yang sangat besar
4. Koto Kociak
Kerena telah berkembang pula penduduk di Talago dan Ompang Godang dan Talago maka dikembangan lagi kearah utara dan disusun perangkat adat dengan Dt.Pucuak Dt.Tan Marajo suku Caniago dan selanjutnya Dt.Damuanso suku Pitopang Dt.IV suku suduk Nan , Dt.Majo Kayo suku Sipanjang VI suku suduk nan VI , Dt.Malikak IV suku suduk Nan IX dan bermusyawarh membuat nama Koto , karna Koto yang paling kecil diwaktu itu hanya dari Sipanjang sampai ka simpang Congkong skarang maka dibrilah nama Koto Kociak
5. Dt.Karaiang semasa itu mmulai mengarah ke Padang Kandi sekarang dan dilacolah bersama Dt.Paduko Tuan daerah disana bersama anak kemenakan sudah berkembang disana maka disusun pula perangkat adat, Dt.Paduko Tuan suku Melayu IV suku Suduk nan IV , Dt.Sirajo suku Pitopang IV suku suduk nan V, Dt.Malogam suku Caniago IV suku suduk nan VI , Dt.Patiah suku Tanjuang IV suku suduk IX maka bermusyawarah untuk menentukan nama Koto , karma dizaman dahulu banyak terrdapat tanaman asam Kandi di dekat lereng Bukik maka diberilah Nama Padang Kandi
Sipingai
Setelah berkembang penduduk di Koto Kociak maka kaum Dt.Damuanso Pitopang Koto Kociak bersama kaum Dt.Baru suku Kutianyia Ompang Godang manaruko kearah Sipingai sekarang setelah berkembang disana maka dibentuk perangkat adat , Dt.Patiah suku Kutianyia IV suku suduk nan V , Dt.Majo Nan Panjang suku Banuhampu , Dt.Gopuang suku Bodi IV suku suduk VI , Dt. Diko suku Piliang IV suku suduk IX , apa sebabnya diberi nama Sipingai ini perlu dijelaskan karena ada suatu cerita yang mungkin tidak bisa diterima dengan logika tapi itulah yang diterima penulis buku ini ; pada zaman dahulunya ada dua sekawan yang berladang kea rah bukik di Sipingai setiap pagi kedua ini selalu brangkat pagi dan membawa tempat nasi untuk, makan tengah hari dan orang ini sukunya 1. suku Pitopang dan 1 lagi Kutianyir dan pada suatu hari orang ini mendapat sebutir telur ditepi air dan diwaktu kedua petani ini bekerja di ladang air minum sudah masak sendiri didalam dangau ladangnya dan hal ini sangat mengherankan kedua petani tersebut dan beliau bertanya tanya siapa yang memasak air tersebut beliau berdua sibuk mencari orang yang memasak air tersebut karena sudah kelaparan kedua petani tersebut membuka tempat nasi ternyata telur yang ada tersebut tidak ada lagi hanya pecahan telur yang ada dan kedua petani terebut heran dan sesudah makan belia mencari lagi dan bersualah seorang anak gadis cantik oleh petani tadi dan beliau terheran – heran dan bertanyalah petani tadi dari mana asal usulnya dan sang gadis menjawab bahwa dia berasal dari dalam telur tersebut setelah mufakat kedua petani tadi maka gadis tersebut dipanggil siupiak Pingai dan itulah asal usul nama Sipingai dan Siupiak Pingai ini diberi suku oleh petani tadi karena yang punya gadis tersebut Pitopang jo Kutianyia diberi nama suku Bananpunyo dan sekarang disebut Banuhampu dan asal usul suku Banuhampu dari Sipingai kalau ada orang yang bersuku Banuhampu pasti ada hubungannya ke Sipingai.
Padang Jopang :
Karena telah berkembang pula penduduk di Talago , Ompang Godang, dan Koto Kociak maka datanglah yang tiga koto ini manaruko kearah Padang Jopang sekarang dan setelah penduduk disana mmenuhi pula membuat koto maka dibentuk perangkat adapt yang terdiri dari : Dt.Patiah suku bendang IV suku suduk nan IV, Dt.Reno suku Pitopang IV suku suduk Nan V, Dt.Andaro suku Sipanjang IV suku suduk nan VI, Dt.Bosea suku Sipisang IV suku suduk nan IX perlu juga saya jelaskan bahwa Dt.reno ini dulu kembar dengan Dt.Damuanso suku Pitopang Koto Kociak dan diwaktu penyusunan prangkat adat dan berkatalah Dt.Damuanso kok ka Padang Joopang ang baa , ang manjadi kompek suku dengan gelar soko Dt.Reno itulah tentang Dt. Reno.
Tentang nama koto ini perlu juga kita luruskan bersama karena Padang Joopang ini sangat banyak kekeliruan yang terjadi dalam menyebut asal usul Padang Joopang ini ada yang mengatakan karena banyak tentara Jopang disitu sedangkan Nagari Tujuah Koto Talago telah lama sebelum Jopang masuk pembaca yang terhormat saya mencoba meluruskan hal ini yang saya terima dari yang tua-tua Padang Joopang berasal dari kenyataan alam yang ada pada dahulu kala Padang Joopang dan ada pula yang menyebut Padang Bacupang ini yang paling bungsu dengan dibuktikan disitu banyak Pisoko uarng Talago, Ompang Godang dan Koto Kociak disitu banyak petani yang megolah tanah tetapi sebelum mengolah tanah disitu banyak tumbuh akar Opang kalau penulis tahu Opang itu dengan buah cik iduang dan petani yang ada disitu setiap ada yang diukur selalu menyuruh temannya mengukur dengan Joopang ajo ukua maka tenarlah namanya Padang Joopang.
Karena Nagari kita mempunyai Tujuah Kotonya maka pemuka masyarakat semasa dahulunya sepata mmberi nama dengan “ TUJUAH KOTO TALAGO “
Sebelum kita membicarakan Struktur Limbago Adat di Minangkabau ada dua kelarasan yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan Adat
Kelarasan Koto Piliang nan bajonjang naiak batanggo turun
Kelarasan Bodi Caniago Tuah sakato Cilako Basilang
Untuk dinagari Tujuah Koto Talago kita memakai Kelarasan Koto Piliang dengan Bajonjang Naiak batanggo turun maka dari itulah ada Rajo Adat, Dt.Pucuak, Kaampek Suku, Andiko, dinagari Tujuah Koto Talago, perlu pula kita jelaskan bahwa ada seorang Rajo di Ronah yang termasuk dalam Rajo Nan Balimo di Luak Limo Puluah yaitu Dt.Bandaro Hitam dan di Tujuah Koto Talago disebut Rajo adat .
Sesudah itu adalagi Datuak Pucuak dengan kebesaran masing masing , 1.Dt.Paduku Tuan, 2. Dt,karaing, 3. Dt.Bosa Nan Elok, Dt.Tan Marajo :
Sesuai dengan kebesaran masing- Masing Dt.Paduko Tuan itu kebesarannya tentang adat di Nagari Tujuah Koto Talago dan membawahi Dt.IV suku di Talago, srl,anjutnya Dt.Karaiang kebesarannya di Tujuah Koto tentang Tanah ulayat dan membawahi Dt.IV suku di Ompang Godang, Padang Kandi, Padang Jopang , Dt.Bosa Nan Elok kebesarannya tentang pakaian dan mmbawahi IV suku di tanjunga Jati, Dt.Tan Marajo kebesarannya tentang Arak iriang dan membawahi IV suku di Koto Kociak dan Sipingai.
Berdasarkan itulah Balai di Talago banamo Balai Godang untuk Ronah Limo Puluah dan Gajah Dompak di Nagari kito dan IV Botua , balai di Ompang Godang Tungkek Gadiang Gajah karena disitu kebesarannya Tanah Ulayat, dan di Tanjuuang Jati Balai Gadiang Gajah karena di Tanjuang Jati kebesaran Pakaian dan selanjutnya di Koto Kociak Balai Gajah Mahoram Karena disitu untuk kebesarannya arak iriang kalau keta lihat di Koto Kociak memang balai nya pintu masuk terus kebelakang pintu untulk turun. Dan di Koto lainnya itu hanya bernama Balai Adat.
5.Kekayaan Nagari
Sesuai dengan sejarah Nagari tentu kita bisa melupakan Padang Sioantah karena disanalah mulainya pnduduk Limo Puluah berpisah dan Padang siontah tersebut menurut orang tua – tua kita adalah tanah ulayat Rajo Nan Balimo dan didalam itu termasuklah Nagari kita Tujuah Koto Talago, dan kalau kiota lanjutkan perjalanan setelah berpisah nya nenek kita dari Padang Sioantah menuju arah utara sampai pula ketempat Padang Sindia maka Padang Sindia itu adalah Tanah Ulayat IV Botua dan penguasanya pada zaman dahulu Dt.Bandaro Hitam, Setelah berkembang penduduk di Ompek Botua, VII Koto Talago, Kubang , Sungai Tolang, Guguak VIII Kota maka mufakatlah Ninik Mamak IV Botua tersebut untuk membuat pemasaran hasil pertanian dan hasil kerajinan anak Nagari , maka dicarilah tanah yang akan dijadikan pasar IV Bota tersebut dapat kesepakatan dibuat pasar di tanah peladangan Balai Mansiro Guguak VIII Kota karna disitu tempat bermain layang – layang anak Nagari Guguak VIII Koto maka dibuatlah nama Dangung Dangung, pasar IV Batua Dangung Dangung tersebut termasuklah kekayaan
Nagari Tujuah Koto Talago, kalau kita tinjau lagi di Tujuah Koto Talago ada lagi tanah ulayat yaitu , Padang Silang
sampai mudiak, dan diperbukitan Sipingai dan Padang Kandi.
6. Kelarasan
Kalau kita tinjau Luak Limo puluah Koto ada limo puluah Koto didadalamnya dan berkembangnya Koto ini mnjadi Nagari , pada zaman paderi pemerintahan disebut kelarasan dan dipimpin oleh seorang Tuanku Lareh, kelasan itu adalah sebagai berikut :
Kelarasan Koto Nan Ompek Nagarinya 1 Koto Nan Ompek
Kelasan Koto Nan Gadang Nagarinya Koto Nan Godang
Kelasaran Payobasuang Nagarinya 4 : .Payobasuang, Tiaka, Andaleh dan Mungo
Kelarasan Guguak ada 4 Nagari : Tujuah Koto Talago, Sungai Talang, Kubang , Guguak VIII Kotao
Kelarasan Limbukan ada 5 Nagari : Limbukan, Aia Tobik, Sikabu-Kabu, Sungai Kamuyang
Kelarasan Taram ada 3 Nagari : Taram, Bukik Limbuku dan Batu Bolang
Kelarasan Halaban ada 6 Nagari : Halaban, Ampolu, Tobiang Tinggi, Sitonang Muaro Lakin, Batu Payuang dan Balai Panjang
08. Kelarasan Situjuah ada Nagari : Situjuah Batua, Situjuah Godang , Situjuah Banda Dalam, Situjuah Ladang Loweh
09.Kelarasan Batu Ampea 6 Nagari : Batu ampea, Koto Tongah, sariak Loweh, Suayan , Sungai Balantiak, dan Durian Godang
10.Kelarasan Mungkar Nagari : Mungkar, Tolang Maua, Sungai Antuan, Jopang Manganti
11.Kelarasan Lubuak Batingkok ada Nagari , Lubuak Batingkok, Gurun, Koto Tuo
12.Kelasaran Sungai Baringin 5 Nagari : Sungai Baringin,Piobang, Taeh, Koto Baru, Simalonggang
13.Kelarasan Sarilamak ada Nagari : Sarailamak,Tarontang , Harau dan Solok Bio Bio
Kelarasan Tigo Boleh lareh ini juga mempunyai kekayaan yang juga termasuk Nagari Tujuah Koto Talago , kekayaan yang ada :
Pasar Serikat Payakumbuh dan yang paling terakhir menerima jatah semasa Bapak Radilas jadi Wali Nagari nagari Tujuah Koto Talago menerima buah
mesin Tik yang mereknya saya lupa kalau ndak salah masih ada di almari kantor Kerapatan adapt Nagari.
2.Gelanggang Pacuan Kuda Kubu Godang dahulu sebelum mengadakan perhelatan anak nagari yang disebut pacu Kudo seluruh Nagari yang ada dalam lingkungan 13 lareh itu mendapat karcis untuk menonton Pacuan Kuda dan hal ini penulis sendiri sudah sering mengangkat di Kabupaten Lima Puluh Kota tapi belum ditanggapi oleh pemerionmtahan dan semasa Bapak Drs.Muzahar Muchtar jadi Wali Kota Payakumbuh jawabnya hanya singkat saja yaitu Payakumbuh sedang mmbangun.
7.Rajo Nan Balimo
Perlu juga juga kita ketahui bahwa di Luak Limo Puluah ada Rajo nan Balimo yang ada kaitannya dengan Nagari Tujuah Koto Talago:
Datuak Marajo Simagayua dar Pitopang Situjuah Banda Dalam yang disebut Rajo dihulu
Datuak Rajo Indo Mamangun dari Payobodea Aia Tobik yang disebut Rajo Di Luak
Datuak Paduko Marajo dari Malayu Sitonang Muaro Lakin yang disebut Rajo di Lareh
Rajo Di Ronah dari Payobodea talago Gontiang yang disebut Rajo di Ronah
Rajo di Sondi dari Sipisang Koto Nan Godang yang disebut Rajo di Sondi
Wilayah Ronah adalah dari Sialang balantak bosi sampai ka Sauk Sungai Rimbang sampai jopang jo Manganti terus ke Mungka Koto Tuo , ilianyo ka Tambun sarilamak , sampai ka Paraku Anjiang Mudiak , Salingka Batang Sinama dan Salingkuang Batang Lampasi sampai ka Maek Muaro takuh dan Sialang Durian Tinggi yang dipimpin oleh Dt.Banda Hitam berkedudukan di Talago Gontiang dan Dt.Dahandaro beristrikan seorang Jihin yang bernama Indojati dan melahirkan seorang anak yang bernama si Jambi dan sewaktru melahirkan Si Jambi dalam karuang dan ada sebilah pisau didalam karung tersebut itulah yang disebut Angku Nan Biru dan yang sangat populeh kedaerah lain yaitu Galanggang Si Jambi.
Untuk pertama kali inilah yang bisa saya sampaikan adan pada acara selanjutnya banyak yang harus kita kupas bersama termasuk mana wilayah Luak Limopuluah.
Terima kasih.
Dikutip dari tulisan :
EFIANTO N DT.TUMBI
SUKU PITOPANG TALAGO JABATAN KAOMPEK SUKU SUDUK NAN LIMO TALAGO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar